Komdigi.co, Jakarta – Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Ojat Darojat, mengungkapkan bahwa masih banyak tantangan yang harus dihadapi dalam meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia. Hal tersebut disampaikan dalam Rapat Koordinasi Capaian Kerja 2024 dan Rencana Kerja Tahun 2025-2029 di bidang pendidikan tinggi, yang diselenggarakan secara daring pada Kamis, 6 Februari 2024.

Menurut Ojat Darojat, beberapa tantangan utama yang dihadapi dalam meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia adalah kesenjangan kualitas pendidikan, kurangnya perhatian pada pengembangan sains dan teknologi, beban akademik, serta kesejahteraan dosen dan tenaga kependidikan yang masih perlu ditingkatkan. “Tantangan SDM pendidikan tinggi di Indonesia dapat kita sebutkan di antaranya kesenjangan kualitas pendidikan, kurangnya perhatian pada pengembangan sains dan teknologi, beban akademik, dan kesejahteraan dosen serta tenaga kependidikan,” tuturnya.

Lebih lanjut, Deputi Ojat menjelaskan bahwa kualitas pendidikan tinggi di Indonesia masih terbilang rendah jika dibandingkan dengan negara-negara besar lainnya. Hal ini berdampak pada rendahnya kualitas lulusan pendidikan tinggi di Indonesia. “Saat ini, perguruan tinggi di Indonesia berada di peringkat 90 dari 133 negara, yang berimplikasi pada rendahnya kualitas lulusan dibandingkan dengan tingkat internasional. Ini menyebabkan tingkat pengangguran terbuka mencapai 9,39%, dan sebesar 2,83% lulusan memiliki keahlian yang rendah,” tambah Ojat.

Deputi Ojat juga menyebutkan bahwa tantangan besar yang dihadapi oleh setiap Kementerian/Lembaga dalam mewujudkan rencana kerja tahun 2025 adalah efisiensi anggaran. Oleh karena itu, diperlukan solusi terbaik agar anggaran yang ada dapat digunakan seefisien mungkin untuk mencapai target yang telah ditetapkan.

Untuk mengatasi tantangan tersebut dan mewujudkan Asta Cita Ke-4 dalam bidang pendidikan serta mencapai target RPJMN 2025-2029, Kemenko PMK berencana melakukan upaya sinergi dan koordinasi program. Ojat menekankan pentingnya kolaborasi program antara pemerintah pusat dan daerah, perguruan tinggi, serta lembaga pendidikan lainnya. “Kolaborasi ini dapat berupa kerja sama antar institusi, dengan pemerintah, organisasi internasional, dan pemangku kepentingan lainnya,” ungkap Ojat.

Baca juga :  Kebijakan Efisiensi Anggaran: Jemputan PNS Ditiadakan, AC Nyala Sebagian

Rakor ini juga dihadiri oleh perwakilan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Bappenas, Kementerian Agama (Kemenag), dan Kementerian Sosial (Kemensos). Masing-masing Kementerian/Lembaga menyampaikan capaian tahun 2024 yang telah berhasil dilaksanakan dengan baik, terutama dalam peningkatan kompetensi SDM dosen dan tenaga pendidikan, serta peningkatan jumlah sertifikasi dosen yang terus meningkat dari tahun ke tahun. (Amelia)